APA SETELAH RAMADHAN?
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
APA SETELAH RAMADHAN?
Diantara kiat agar tetap istiqomah dalam ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, paling tidak ada lima hal yang harus kita lakukan pasca Ramadhan:
1) ISTIGHFAR
Kita semua menyadari bahwa dalam amalan-amalan kita banyak sekali kekurangan, maka sepatutnya untuk kita memohon ampun kepada Allah ‘azza wa jalla.
Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
“Istighfar (memohon ampun dosa) adalah penutup semua amal shalih, dengan istighfar ditutup amalan sholat wajib, haji dan sholat malam. Juga majelis-majelis; apabila itu majelis dzikir maka istighfar seakan menjadi tanda yang mengesahkannya, dan apabila itu majelis lalai maka istighfar menjadi penebusnya.
Demikian pula sepatutnya untuk menutup puasa Ramadhan dengan istighfar. Khalifah Umar bin Abdul Aziz rahimahullah menulis sebuah perintah kepada rakyatnya di berbagai daerah untuk menutup bulan Ramadhan dengan istighfar dan zakat fitri.
Karena sesungguhnya zakat fitri dapat menyucikan orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan kata-kata kotor ketika berpuasa. Sedang istighfar dapat memperbaiki puasa yang telah dirusak oleh perbuatan yang sia-sia dan kata-kata kotor tersebut.” [Lathaiful Ma’arif, hal. 383]
Apabila kita menyadari kekurangan-kekurangan kita dalam beramal dan memohon ampun kepada Allah ‘azza wa jalla maka insya Allah kita akan selamat dari penghancur amalan, yaitu riya’ dan sum’ah ketika beramal, serta ujub dan sombong setelah beramal.
2) BERSYUKUR
Selama Ramadhan, bahkan sepanjang hidup kita, banyak sekali limpahan kenikmatan dari Allah tabaraka wa ta’ala, baik nikmat duniawi maupun nikmat agama, yaitu nikmat beribadah kepada-Nya, khususnya di bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Maka untuk semua kenikmatan tersebut wajib kita syukuri, walau untuk bersyukur secara hakiki tidaklah mampu kita lakukan. Akan tetapi Allah yang Maha Penyayang telah berjanji untuk menambah nikmat-Nya apabila kita bersyukur.
Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
“Atas setiap nikmat dari Allah untuk seorang hamba, baik nikmat agama maupun dunia wajib disyukuri, kemudian ketika ia dimampukan bersyukur maka itu adalah kenikmatan lain yang wajib disyukuri yang kedua, kemudian ketika ia dimampukan bersyukur yang kedua maka itu juga kenikmatan yang wajib disyukuri berikutnya, demikian seterusnya, seorang hamba tidak akan mampu mensyukuri semua kenikmatan, oleh karena itu hakikat syukur adalah pengakuan atas ketidakmampuan hamba dalam bersyukur.” [Lathooiful Ma’aarif: 244]
Kalau kita menyadari hal ini, mengapa kita berani bermaksiat kepada Allah ta’ala, padahal kenikmatan-kenikmatan yang dianugerahkan kepada kita belum juga kita syukuri secara hakiki…?!
3) HARAP DAN CEMAS
4) BERTAKWA
5) BERDOA
Baca Selengkapnya:
📜 APA SETELAH RAMADHAN?✅ Diantara kiat agar tetap istiqomah dalam ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, paling tidak ada…
Posted by Sofyan Chalid bin Idham Ruray – www.SofyanRuray.info on Monday, June 26, 2017
Simak Rekaman Khutbah Jum’at: “Apa Setelah Ramadhan?” http://bit.ly/1m4HEXd
Semoga bermanfaat. Mohon ta’awun menyebarkan dakwah tauhid dan sunnah. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.